Penulis: Asep Maulana Rohimat
Foto: Joko/BI

Surakarta, 3 Agustus 2023 – Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) bersama KPW Bank Indonesia Solo mendukung penuh Pilot Project Program Infratani HEBITREN Solo Raya. Dua program unggulan infratani ini adalah melon dan cabe yang ditanam menggunakan teknologi green house modern, program ini juga bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Ittifaq yang telah lebih dulu mengembangkannya. Untuk itu telah digelar acara Focus Group Discussion (FGD) tindak lanjut dari Pilot Project Program Infratani, kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Alila Solo pada hari ini, Kamis (3 Agustus 2023).  Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dalam pengembangan ekosistem ekonomi pesantren nasional, diantaranya dari DEKS BI Diana Yumanita, Kepala KPW BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Ketua HEBITREN Solo Raya KH. Miftahul Huda, serta jajaran pengurus HEBITREN Solo Raya. Para pimpinan dari 13 pondok pesantren yang menjadi penerima program greenhouse infratani juga turut hadir dalam kesempatan ini.

Program INFRATANI yang diinisiasi oleh HEBITREN Solo Raya dengan dukungan penuh dari KPW BI Solo, memiliki fokus untuk memajukan sektor pertanian di lingkungan pesantren melalui pemanfaatan teknologi greenhouse modern. Nugroho Joko Prastowo, Kepala KPW BI Solo, dalam pemaparannya menyampaikan pentingnya semangat “perjuangan” dalam memaksimalkan pemanfaatan greenhouse yang dimiliki oleh pondok pesantren. Ia menyoroti tiga aspek utama yang perlu diperkuat dalam program ini:

pertama. Peningkatan Ilmu Terkait Infratani Modern: Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metode pertanian modern yang berkelanjutan, sehingga kedepannya pondok pesantren dapat menjadi pusat pembelajaran dan penelitian pertanian yang inovatif dan dapat diduplikasi oleh pesantren lainnya.

Kedua, Penguatan Manajemen Operasional: Aspek manajemen operasional dalam konteks pertanian juga menjadi perhatian penting. Keterampilan manajemen yang baik akan membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam operasional sehari-hari, dan menghasilkan keuntungan bisnis bagi pesantren dan masyarakat sekitar.

Ketiga, Penguatan Offtaker dalam Pemasaran Hasil Infratani: Selain produksi, penting juga untuk memiliki jalur pemasaran yang kuat. Dalam hal ini, program ini fokus pada penguatan peran off-taker atau pihak yang bertanggung jawab dalam menghubungkan produk pertanian dengan pasar, rencananya program yang akan digulirkan adalah berupa distribution center yang dikelola langsung oleh pondok pesantren.

Selama FGD, juga dibahas rencana pembuatan Distribution Center yang akan menjadi pusat distribusi hasil pertanian dari program INFRATANI. Diana Yumanita dari DEKS BI menekankan pentingnya mempertimbangkan faktor SDM, pembiayaan, dan distribusi agar program ini dapat berjalan dengan efisien dan kompetitif. Ia juga menambahkan bahwa program ini memiliki tujuan yang lebih besar, yakni mewujudkan ekosistem ekonomi dan bisnis yang kuat di lingkungan pesantren.

Diana Yumanita mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan komitmen DEKS BI untuk terus mendukung dan mengembangkan program Infratani yang telah berjalan dengan sukses di HEBITREN Solo Raya, tentunya dengan ada evaluasi dan perbaikan terhadap kendala dan permasalahan yang muncul. Dengan kerjasama yang erat dari berbagai pihak, diharapkan program ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.